TERIMALAH DUNIA INI APA ADANYA

Seberapa jauh kita takdir menunjukkan seberapa jauh kita memahami kebajikan hidup itu sendiri.

- Sudarmaji

Ada sepasang suami istri yang saling mencintai yang hanya mempunyai seorang anak. Mereka mencintai anaknya dengan sepenuh hatinya. tetapi suatu hari anaknya harus berpisah dengan mereka karena dia masuk ke dinas ketentaraan dan dikirim ke suatu tempat untuk mengemban sebuah misi. dia tidak pernah kembali dan diberitahukan dia telah meninggal walaupun tubuhnya tidak pernah ditemukan. Pasangan yang sudah tua itu menolak kenyataan kalau anaknya telah meninggal. Mereka tetap berharap anaknya masih hidup. Tahun demi tahun pun berlalu. suatu hari, mereka menerima bahwa anaknya masih hidup dan akan kembali ke rumah. Tidak lama kemudian, mereka menerima telepon dari anaknya yang memberitahukan bahwa dia dirawat di rumah sakit. pasangan itu sangat gembira dan meminta anaknya pulang secepat mungkin. dia mengatakan kepada orang tuanya bahwa ketika dia tiba di rumah sakit, dia bertemu seorang teman yang mampu membesarkan hatinya dan memberinya harapan hidup. Dia mengajak temannya itu bertemu dengan orang tuanya. awalnya, orang tuanya menerima permintaan anaknya dengan antusias. kemudian dia mengatakan kepada mereka bahwa temannya itu tidak normal seperti lainnya. Kenyataannya temannya itu cacat karena pernah menginjak ranjau di medan perang. Temannya itu kehilangan satu kaki dan satu tangan. Setelah mendengar nasibnya itu, orang tuanya tidak tertarik lagi pada temannya yang cacat itu dan mendesak anaknya pulang sendirian. Anak itu terus memaksa agar dia diperkenankan membawa temannya, tetapi orang tuanya tetap tak menghiraukannya. Akhirnya dia tidak memenuhi permintaan orang tuanya. Hari berganti hari, tetapi anaknya tidak kunjung pulang. Akhirnya mereka menerima berita tragis bahwa anaknya itu telah meninggal dunia. Dia mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Pasangan itu pun menghadiri pemakaman anaknya yang telah diatur secara kemiliteran. Ketika mereka mendekati peti jenazah anaknya, mereka melihat tubuh anaknya terbaring disana. Mulut mereka terkunci karena mereka menyadari bahwa anaknya itu ternyata mempunyai satu tangan dan satu kaki.

INILAH PRINSIP-PRINSIP KESUKSESAN ITU

"Teman yang cacat" itu merujuk pada anak pasangan itu sendiri. Dia mengakhiri hidupnya sendiri setelah menyadari bahwa orang tuanya mengharapkannya mempunyai tubuh yang lengkap seperti sebelumnya. Ini sangat menyedihkan hatinya karena orang tuanya mengerti dan tidak mau menerima keadaan dirinya yang sebenarnya. Inilah perbedaan antara "mendengar" dan "menyimak". Orang tuanya mendengarkan perkataannya, tapi mereka tidak menyimaknya. anda mendengarkan dengan telingan anda, tetapi tidak mendengarkan hati anda. Untuk mendengarkan anda harus konsentrasi dan menyimaknya dengan baik-baik apa yang dikatakan orang lain.

APA YANG HARUS SAYA LAKUKAN SEKARANG?

Setiap manusia pasti mempunyai kelemahan. ini sudah menjadi paket kehidupan itu sendiri. Saya akan menerima segala kelemahan yang saya miliki - baik fisik maupun mental. Justru dengan kelemahan itu saya mengetahui darimana saya harus melakukan perubahan dan penyempurnaan. Saya layak memperoleh kesuksesan karena saya menerima semua kelemahan saya!


1 comment:

Post a Comment